Powered by Blogger.

Monday, September 19, 2011

Menjadi Pribadi Yang Lebih Baik Dikantor


Salah satu hal paling gampang yang bisa kita lakukan adalah mengkritisi perilaku orang lain. Mata kita dapat dengan mudah melihat kesalahan tindakan mereka. Atau memergoki perilaku tidak senonoh mereka. Telinga kita bisa dengan gampangnya mendengar kabar tidak sedap tentang mereka. Atau dijejali gosip-gosip tentang hubungan aneh mereka. Semuanya itu bisa dengan mudah kita lakukan. Sedangkan salah satu hal paling sulit untuk kita lakukan adalah; menyadari kelemahan, kekurangan dan keburukan diri kita sendiri. Lebih sulit lagi adalah; memperbaiki keburukan-keburukan perilaku kita itu. Padahal, tidak seorang pun harus mempertanggungjawabkan pribadi orang lain. Karena setiap pribadi hanya akan dimintai pertanggungjawaban atas dirinya sendiri. Maka, tugas utama kita bukanlah untuk merecoki kehidupan orang lain, melainkan terlebih dahulu memastikan bahwa diri kita sendiri bisa menjadi pribadi yang baik.
1.Mengevaluasi perilaku negatif pribadi. Ini adalah latihan yang bisa dan perlu dilakukan oleh setiap orang yang ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Karena, semua orang selalu memiliki ruang untuk melakukan perbaikan. Ingatlah kembali sikap dan perilaku negatif yang masih sering Anda tunjukkan di kantor, lalu tuliskanlah dalam selembar kertas bergaris. Pastikan setiap baris hanya memuat satu item sikap dan perilaku negatif  yang tersusun ke bawah. Beri nomor, jika perlu.
2.Mendefinisikan perilaku positif.
Setiap perilaku, adalah pilihan yang kita tentukan sendiri. Artinya, sebenarnya kita memiliki alternatif lain yang lebih baik. Tetapi kita terlanjur untuk memilih yang ini dan mengabaikan yang itu. Maka langkah selanjutnya adalah secara sadar mendefinisikan perilaku kebalikannya. Disamping setiap sikap dan perilaku negatif itu, tuliskanlah perilaku yang sebaliknya (positif). Misalnya, jika tadi Anda menuliskan kata ’lelet’, maka sekarang tuliskan perilaku kebalikannya disamping kata itu. Maka Anda akan mendapatkan catatan seperti; Lelet ßà Cekatan, Pemarah ßà Penyayang, Pemurung ßà Periang, dan seterusnya.
3.Mengganti perilaku negatif dengan positif.
 Jika perilaku negatif itu sudah menjadi kebiasaan, maka bisa dipastikan jika kita cenderung terus tergoda untuk melakukannnya. Sekarang, kita akan coba untuk memperbaikinya. Setiap kali Anda akan menunjukkan sikap dan perilaku negatif itu, berhentilah sejenak. Lalu, lakukanlah perilaku yang sebaliknya (positif). Lakukanlah proses itu terus menerus sampai Anda tidak lagi tergoda untuk berperilaku negatif.
4.Meminta bantuan dari orang yang berperilaku positif.
Mengubah perilaku itu bukanlah perkara mudah. Makanya, kadang kegigihan saja tidaklah cukup. Kita sering berhenti berusaha hanya karena merasa itu akan sia-sia saja. Bayangkan, kita harus mengubah sesuatu yang sudah kita lakukan selama bertahun-tahun. Tentu tidak mudah. Tapi, ada sebuah cara yang bisa kita lakukan untuk menguatkan langkah kita, yaitu; meminta bantuan dari orang yang berperilaku positif. Mintalah feedback atau umpan balik pada teman atau atasan Anda tentang perkembangan diri Anda, misalnya. Tapi, pastikan orang itu sudah terbiasa berperilaku positif.
5.Membuka diri terhadap kritik.
Tidak mudah untuk menerima kritik. Meskipun bibir kita tersenyum, tapi boleh jadi hati kita merasa kesal. Tetapi, Anda harus mengizinkan orang-orang yang Anda pilih di point #4 tadi untuk mengkritik Anda. Artinya, Anda setuju menjadikan mereka sebagai pelatih bagi Anda. Dengarkan masukan dan kritikan dari mereka, kemudian tindaklanjuti dengan melakukan hal-hal positif yang sudah Anda tulis lebih sering lagi. Jangan pernah memecat mereka sebagai pelatih. Karena perjalanan memperbaiki diri, bukanlah pertandingan sepak bola.

Untuk mengubah diri menjadi pribadi yang lebih baik, kita tidak harus memulainya dari hal-hal yang besar. Mengawalinya dengan mengurangi kebiasaan buruk yang kecil-kecil juga bisa membantu. Jika kita melakukannya secara konsisten, maka lama kelamaan kita akan terbiasa untuk hanya berperilaku baik saja di kantor. Sekalipun demikian, ada satu hal yang proses perbaikannya tidak boleh ditunda. Karena menunda-nunda proses perbaikannya hanya akan mencelakakan diri Anda. Apakah hal yang tidak boleh ditunda itu? Yaitu; menghentikan setiap tindakan yang merusak integritas Anda. Soal ini, sebaiknya segera saja Anda lakukan. Mumpung Tuhan masih memberi kesempatan.
By.Bondan Seno Prasetyadi

No comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Lencana Facebook

About